Oleh
Francis Chalifour
Diterjemahkan dari judul asli After
Penerjemah Alexandra Karina
Gramedia, Jakarta, 2007
ISBN-10: 9792226141, ISBN-13: 9789792226140
181 halaman
Dengan cover bergambar dua anak memakai jas hujan berdiri di bawah
guyuran hujan membelakangi pembaca, dan logo TeenLit di
kiri bawah sudah menurunkan semangat saya untuk membeli buku tipis ini.
No offence to TeenLit.
Seperti kata backcover-nya, buku ini diawali dengan kematian ayah si
tokoh utama, seorang anak berusia 15 tahun bernama Francis
yang tinggal di Kanada (Montreal). Kok sama ya dengan nama sang
pengarang, apakah ini autobiografi? Kematian yang memalukan, karena
ayahnya yang terkena depresi berat akibat kehilangan pekerjaan telah
meninggalkan dunia, isteri, dan 2 puteranya dengan cara gantung diri di
loteng. Sepanjang buku kemudian bercerita tentang bagaimana Francis
terpuruk dalam kondisi depresi karena tidak bisa menerima kepergian
ayahnya, karena merasa bahwa kematian ayahnya adalah karena dirinya, dan
karena dirinya tidak pernah benar-benar menyadari betapa dirinya
menyayangi ayahnya selama hidupnya (bukankah kita semua begitu? baru
menyadari betapa kita kehilangan seseorang sampai dia pergi?). Tiba-tiba
serasa seluruh dunia begitu tidak prihatin, seharusnya dunia ini
berhenti kan? Kenapa semua orang bisa tertawa dan begitu tidak sensitif
(seperti sahabatnya Houston yang secara tidak sengaja membuatnya semakin
sedih karena terus-menerus bercerita tentang kegiatannya bersama
ayahnya sendiri)?
Semua itu masih dibebani dengan ibunya yang terus-menerus bersedih
dan duduk di depan perapian dengan rompi wol ayahnya di genggamannya.
Ibunya bekerja lebih keras untuk menghidupi mereka. Francis
terus-menerus didera ketakutan kalau-kalau ibunya mengikuti jejak
ayahnya. Belum adiknya, Luc, yang masih berusia 5 tahun
dan terlalu kecil untuk mengerti apa itu kematian, sehingga selalu
berharap bahwa ayahnya akan pulang suatu hari. Banyak hal dalam
kehidupan Francis dalam setahun sesudah kematian ayahnya, sebagian
membuatnya semakin terpuruk, sampai kemudian dia bangkit kembali. Entah
kenapa, menurutku cerita ini diakhiri dengan agak lemah. Bahkan adiknya,
Luc, yang kelihatannya lebih kuat daripada Francis sendiri. Tetapi,
what do you expect, ini kan teenlit.
Buku ini kabarnya dinominasikan untuk mendapat Governor
General’s Literary Awards untuk kategori Children’s Lit,
suatu penghargaan literer prestisius di Kanada, pada tahun 2005. Buku
ini kalah dari The Crazy Man oleh Pamela Porter.
Kesimpulanku: aku tidak menyesal membeli buku ini :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar