Selasa, 06 Desember 2011

After: Luc dan Aku


after.jpgOleh Francis Chalifour
Diterjemahkan dari judul asli After
Penerjemah Alexandra Karina
Gramedia, Jakarta, 2007
ISBN-10: 9792226141, ISBN-13: 9789792226140
181 halaman

Dengan cover bergambar dua anak memakai jas hujan berdiri di bawah guyuran hujan membelakangi pembaca, dan logo TeenLit di kiri bawah sudah menurunkan semangat saya untuk membeli buku tipis ini. No offence to TeenLit.
Seperti kata backcover-nya, buku ini diawali dengan kematian ayah si tokoh utama, seorang anak berusia 15 tahun bernama Francis yang tinggal di Kanada (Montreal). Kok sama ya dengan nama sang pengarang, apakah ini autobiografi? Kematian yang memalukan, karena ayahnya yang terkena depresi berat akibat kehilangan pekerjaan telah meninggalkan dunia, isteri, dan 2 puteranya dengan cara gantung diri di loteng. Sepanjang buku kemudian bercerita tentang bagaimana Francis terpuruk dalam kondisi depresi karena tidak bisa menerima kepergian ayahnya, karena merasa bahwa kematian ayahnya adalah karena dirinya, dan karena dirinya tidak pernah benar-benar menyadari betapa dirinya menyayangi ayahnya selama hidupnya (bukankah kita semua begitu? baru menyadari betapa kita kehilangan seseorang sampai dia pergi?). Tiba-tiba serasa seluruh dunia begitu tidak prihatin, seharusnya dunia ini berhenti kan? Kenapa semua orang bisa tertawa dan begitu tidak sensitif (seperti sahabatnya Houston yang secara tidak sengaja membuatnya semakin sedih karena terus-menerus bercerita tentang kegiatannya bersama ayahnya sendiri)?
Semua itu masih dibebani dengan ibunya yang terus-menerus bersedih dan duduk di depan perapian dengan rompi wol ayahnya di genggamannya. Ibunya bekerja lebih keras untuk menghidupi mereka. Francis terus-menerus didera ketakutan kalau-kalau ibunya mengikuti jejak ayahnya. Belum adiknya, Luc, yang masih berusia 5 tahun dan terlalu kecil untuk mengerti apa itu kematian, sehingga selalu berharap bahwa ayahnya akan pulang suatu hari. Banyak hal dalam kehidupan Francis dalam setahun sesudah kematian ayahnya, sebagian membuatnya semakin terpuruk, sampai kemudian dia bangkit kembali. Entah kenapa, menurutku cerita ini diakhiri dengan agak lemah. Bahkan adiknya, Luc, yang kelihatannya lebih kuat daripada Francis sendiri. Tetapi, what do you expect, ini kan teenlit.
Buku ini kabarnya dinominasikan untuk mendapat Governor General’s Literary Awards untuk kategori Children’s Lit, suatu penghargaan literer prestisius di Kanada, pada tahun 2005. Buku ini kalah dari The Crazy Man oleh Pamela Porter.
Kesimpulanku: aku tidak menyesal membeli buku ini :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar