Selasa, 06 Desember 2011

Men Not Allowed


Informasi Buku

Judul : Men Not Allowed
Penerbit : Cinta
Penulis : Teera
Kategori : Fiksi

Kisah gadis yang mengalami CLBK dengan kekasihnya dulu yang telah lama ditinggal selama 4tahun, wooww hebat ya dia ! Gue baca novel ini sampek terharu juga, novel ini sampek menginspirasi gue tentang sosok Reza (cowok yang ditunggu oleh Saskia) akhirnya juga balik sama Saskia :)
Gue baca novel ini seneng banget sama alur critanya, yaa emang sih endingnya agak nyebelin ><



Ini cerita yang ada di cover belakang novel :

Saskia dan Milly memutuskan untuk mecari tambahan orang buat menghuni kamar apartemen mereka. Saskia ngajuin syarat mutlak "Men Not Allowed" ! hehehe ... Saskia emang alergi sama cowok. Bahkan dia mengabaikan perhatian cowok-cowok di sekelilingnya Saskia seperti menikmati statusnya sebagai "single female librarian" !
Namun situasi berubah ketika Reza mendadak muncul! Masa sih Saskia mau melakukan CLBK Cinta Lama Bersemi Kembali dengan Reza ??
Teman-teman Saskia jelas menentangnya !!
Ngapain coba menerima kembali cinta cowok yang dulu meninggalkan Saskia secara gak JELAS !! But ...

Pengen tau lebih jelasnya yahh ?? Makanya baca !! :D 







Piece of My Heart (novel)



From Wikipedia, the free encyclopedia

Piece of My Heart  
APieceOfMyHeartNovel.jpg
Author(s) Peter Robinson
Country Canada
Language English
Series Inspector Alan Banks, #16
Genre(s) Crime novel
Publisher Hodder & Stoughton
Publication date June 2006
Media type Print (Hardback), (Paperback)
ISBN ISBN 0340836865
OCLC Number 64957652
Preceded by Strange Affair
Followed by Friend of the Devil
Piece of My Heart is the 18th novel by crime-writer Peter Robinson, published in 2006 and is 16th in the multi award-winning Inspector Alan Banks series.

Plot summary

Piece of My Heart is the 16th Inspector Banks novel by Peter Robinson. The novel interleaves the tale of Banks' investigation into the murder of a rock journalist with the vicious stabbing of a young woman (hence the title) at a late 1960s fictional rock festival. Both stories at based primarily in Yorkshire. The two plots at first appear to have little to do with one another but, as the book unfolds, the two stories become part of the same drama.

Translate : 


Author (s) Peter Robinson
negara Kanada
bahasa Inggris
Seri Inspektur Alan Bank, # 16
Genre (s) Kejahatan baru
Penerbit Hodder & Stoughton
Tanggal publikasi Juni 2006
Jenis media cetak (Hardback), (Paperback)
Nomor 64957652
Didahului oleh Affair Aneh
Diikuti oleh Teman Iblis

Piece of My Heart adalah novel ke-18 oleh kejahatan-penulis Peter Robinson, yang diterbitkan pada tahun 2006 dan 16 di multi-pemenang penghargaan Inspektur Bank Alan seri.
Plot ringkasan

Piece of My Heart adalah Inspektur baru Bank 16 oleh Peter Robinson. Novel interleaves kisah penyelidikan Bank 'ke dalam pembunuhan seorang jurnalis rock dengan setan menusuk seorang wanita muda (karena judulnya) pada akhir 1960-an festival rock fiksi. Kedua cerita di didasarkan terutama di Yorkshire. Dua plot pada awalnya tampaknya memiliki sedikit hubungannya dengan satu sama lain tetapi, karena buku itu terungkap, dua cerita menjadi bagian dari drama yang sama.

Negeri 5 Menara



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Negeri 5 Menara
Menara 5 Negara.jpg
Penulis Ahmad Fuadi
Ilustrator Doddy R. Nasution
Seniman sampul Slamet Mangindaan
Negara Indonesia
Bahasa Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu
Genre Edukasi, Religi, Roman
Penerbit Gramedia (Jakarta)
Tanggal terbit Juli 2009
Halaman 416
ISBN 978-979-22-4861-6  
Negeri 5 Menara adalah novel pertama karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009. Novel ini bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda menuntut ilmu di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur yang jauh dari rumah dan berhasil mewujudkan mimpi menggapai jendela dunia. Mereka adalah:
  1. Alif Fikri Chaniago dari Maninjau
  2. Raja Lubis dari Medan
  3. Said Jufri dari Surabaya
  4. Dulmajid dari Sumenep
  5. Atang dari Bandung
  6. Baso Salahuddin dari Gowa
Mereka sekolah, belajar dan berasrama dari kelas 1 sampai kelas 6. Kian hari mereka semakin akrab dan memiliki kegemaran yang sama yaitu duduk dibawah menara pondok madani. Dari kegemaran yang sama mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara.

Daftar isi


Sinopsis

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain sepak bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya, belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepak bola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Tokoh-tokoh

  • Alif : Tokoh 'aku' dalam cerita ini.
  • Raja :
  • Said :
  • Dulmajid :
  • Atang :
  • Baso :

Tokoh-tokoh Lain

  • Amak :
  • Ayah / Fikri Syafnir / Katik Parpatiah Nan Mudo :
  • Pak Sikumbang :
  • Pak Etek Muncak :
  • Pak Etek Gindo Marajo :
  • Pak Sutan :
  • Ismail Hamzah :
  • Burhan :
  • Ustadz Salman :
  • Kiai Amin Rais :
  • Kak Iskandar Matrufi :
  • Rajab Sujai / Tyson :
  • Ustadz Torik :
  • Raymond Jeffry / Randai :
  • Ustadz Surur :
  • Ustadz Faris :
  • Ustadz Jamil :
  • Ustadz Badil :
  • Ustadz Karim :
  • Kak Jalal :
  • Amir Tsani :
  • Pak Yunus :
  • Kurdi :
  • Ustadz Khalid :
  • Shaliha :
  • Sarah :
  • Mbok Warsi :
  • Zamzam :

Area X

Judul : Area X
Pengarang : Eliza V. Handayani
Tebal : 368 halaman + xxiv
Cetakan : I, Juli 2003

Penerbit : Dar! MIZANPernahkah terlintas dipikiran kita Indonesia di tahun 2015 seperti apa? Mungkin Indonesia bersimbah dengan teknologi canggih. Teknologi yang dikonsumsi setara dengan teknologi negara “Paman Sam” atau dengan negera “Matahari Terbit”. Waw…. alangkah canggihnya Indonesia di tahun yang akan datang. Komputer memegang kendali. Security rumah hingga datebase seluruh data yang ada pada sebuah instansi pemerintah dapat diakses dengan internet yang online 24 jam.Tak itu saja, jam tangan pun telah dilengkapi dengan fitur online internet. Mutakhirnya yang dipakai oleh remaja Indonesia saat itu setara dengan layanan 3G yang marak di luncurkan oleh provider komunikasi. Fitur yang disuguhkan sangat canggih. Begitu juga dengan mahasiswa tidak perlu lagi membawa buku ataupun modul yang tebal. Cukup bermodalkan laptop semua tugas kuliah jadi aman. Tingginya tingkat konsumsi teknologi di Indonesia tahun 2015, menjadikan para ilmuan over animo untuk menguak misteri ruang angkasa. Sehingga Pemerintah Indonesia saat itu serba komputerisasi itu membangun berbagai gedung untuk kepentingan peneliti.
Tapi tak semua kecanggihan itu disambut hangat oleh masyarakat. Karena pemerintah menyembunyikan rahasia besar. Ada sebuah area yang diberi nama Area X. Melihat hal itu, menggelitik Yudho seorang mahasiswa yang ingin tahu datebase Area X dengan destinasi agar ia mudah mengakses kapanpun ia mau untuk kepentingan pendidikannya. Ditemani Rocky, Yudho nekat menyelinap masuk ke dalam gedung yang dilarang dimasuki oleh masyarakat umum. Akan tetapi perjuangan Yudho dan Rocky harus kandas, mereka tertangkap akan tetapi masih ada kesempatan untuk melarikan diri. Mereka seperti bermain petak umpet dengan para penjaga yang sangar. Mujur tak dapat diraih, Rocky menghembuskan napas terakhirnya di depan mata Yudho sendiri. Berseberangan dengan Yudho, ia berhasil meloloskan diri dari cengkraman security. Yudho harus membayar mahal kematian Rocky dengan padangan sinis dan perlakukan yang kurang mengenakkan dari keluarga Rocky. Kematian Rokcy yang tidak wajar, ada tergores rasa penyesalan dalam diri Yudho. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggubur rasa ingin tahunya tentang area X.Di sisi lain ada kejadian yang aneh sekaligus menggemparkan menimpa keluarga Ibu Aini. Kali ini kecelakan menimpa putrinya, sehingga menjadi perhatian pers kala itu. Karena peristiwa yang dialami putrinya itu adalah kecelakan yang tidak wajar. Kronologis kecelakaan yang itu, ketika ia pulang larut malam, putrinya melewati jalan pulangan yang dekat dengan area X. Dalam perjalanan putrinya melihat piring terbang yang mirip dengan UFO. Sebelum piring terbang yang mirip dengan UFO itu mendarat, seluruh lampu di sekitarnya hingga radioa yang sedang didengar mati begitu saja. Besi yang mengalami resonansi ‘piring terbang’ itu akan peyot, seperti bekas benturan benda yang sangat keras. Dan yang lebih anehnya lagi, Tyas anak Ibu Aini mengalami luka yang persis seperti kena sayatan sinar laser. Sayatan yang begitu rapi sekali.Kasus Tyas membuat Elly menjadi Hyperanimo. Rasa penasaran yang terus menyesak file-file yang ada di otaknya membuat Elly terus…dan terus mencari sebenarnya apa yang tengah terjadi di TKP yang dekat dengan Area X. Dengan kecanggihan teknologi Elly dan Dr. Hardono yang membantu penyelidikan kasus Tyas, memvisualisasikan kecelakaan yang terjadi dengan komputer mereka. Hebatnya lagi visualisasi itu langsung menyerupai kejadian sebenarnya. Begitu canggih teknologi komputer Indonesia. Investigasi yang dilakukan Elly dengan Dr. Hardono menyisakan rasa penasaran yang menumpuk. Yang ada di benak Elly hanya berjubel pertanyaan seputar Area X. Area X yang dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Seputar Area X yang penuh kontrovesi, memang patut diperbincangkan. Sebenarnya kegiatan apa yang dilakukan oleh para saintis. Masalah penjagaan yang ektra di Area X, terus mengundang tanda tanya bagi publik. Sebenarnya eksperimen apa yang sesungguhnya dilakukan oleh para ilmuan? Tanggung-tanggung pula, para ilmuan yang bekerja di area X umumnya berpendidikan S3 bahkan ada yang telah menjadi profesor.
Elly terus melanjutkan pencarian informasi seputar Area X. Hingga Akhirnya ia bertemu dengan Yudho dan memilih untuk berduet dalam memecehkan misteri Area X. Memang pencarian informasi seputar Area X sedikit membayar rasa penasaran Yodho dan Elly. Dalam perburuan informasi, Elly dihadapkan pada rintangan yang menegangkan. Apalagi sahabatnya Tammy mengalami penyakit yang aneh dan sekujur tubuhya mengalami luka seperti yang dialami Tyas. Serta ia terus dibuntuti oleh orang-orang yang beseragam hitam. Sebenarnya siapakah mereka?
Eliza V. Handayani, penulis yang banjir dengan prestasi menulis, tak setengah-setengah membangun novel ini. Penuh dengan keberanian dan referensi yang dimiliki dan ia kumpulkan dari berbagai media di belahan dunia. Mulai dari majalah, koran yang beresensi UFO hingga ke teori-teori yang relevansi dengan fisika, ufologi dan ruang angkasa.Alur novel ini sungguh menegangkan. Jika terus menelusuri novel Area X ini kita akan mendapatkan jawaban yang menjadi teka-teki seputar area X. Tak terasa saja area X yang tebal ini dapat anda tuntaskan dalam waktu yang singkat. Area X juga konten dengan nilai edukatif yang menstimulus para remaja untuk terus meningkatkan kemampuan akan tenkologi informasi spesifiknya lagi pada komputer. Ini tentunya menjadi cambuk bangsa Indonesia untuk terus mengajarkan teknologi kepada peserta didik agar tidak ketinggalan dari negera lain. Novel ini juga dibumbui dengan bahasa yang sedikit ilmiah, tetapi tidak erat. Ada istilah-istilah yang digunakan penulis yang membantu untuk memahami konflik. Eliza telah menginterpretasikan seperti apa Indonesia nantinya yang bergelimang dengan teknologi yang super canggih. Novel ini sangat bagus dibaca oleh remaja yang suka dengan hal-hal yang berbau ilmiah. Kita akan mendapatkan pesan dari penulis akibat dari penggunaan teknologi tang tanpa kendali lewat novel area X.
Akan tetapi apakah yang sebenarnya terjadi di Area X? Penyakit apa yang menimpa Tammy? Lantas sebenarnya ‘piring terbang’ yang menimbulkan kontroversi benarkah UFO? Lalu bagaimana dengan misteri kematian Rocky? temukan semuanya dalam Area X.

Surat Kecil untuk Tuhan - Resensi Novel



Novel Surat Kecil untuk Tuhan
Kisah Nyata Gadis Berusia 13 Tahun Bertahan Hidup Dari Kanker Ganas Paling Mematikan Di Dunia
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
Terjadi pada orang lain

Cuplikan di atas adalah sepenggal bait dari tulisan Keke, seorang penderita kanker ganas yang menyerang bagian wajah, Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun ketika divonis memiliki penyakit kanker mematikan tersebut yang dapat membunuhnya dalam waktu 5 hari. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.

Mendengar vonis tersebut, sang Ayah, Joddy Tri Aprianto tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan.

Perjuangan panjang Keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter di dunia bertanya-tanya.

Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar jika nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya, walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Di nafasnya terakhir itulah ia menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada lagi air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.

Hingga pada tanggal 25 Desember 2006, Keke menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 11 malam. Tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya. Namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata berjatuhan ketika biografi pertamanya ini dikeluarkan secara online. Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman.

Kisah perjuangan Keke ini pun sempat diulas dalam acara Kick Andy di Metro TV. Sebelumnya buku ini diterbitkan secara online oleh penulis, Agnes Davonar dan dibaca lebih dari 350.000 pengunjung. Namun, karena banyaknya pembaca yang terinspirasi oleh kisah ini, akhirnya buku ini dicetak secara luas dan terjual lebih dari 30.000 exemplar dalam waktu dua bulan dan telah diterbitkan pula di Taiwan dengan mencetak sukses yang sama.

Kisah Keke yang telah memasuki cetakan ketujuh ini pun akhirnya menginspirasi Skylar Pictures untuk mewujudkan pesan dan perjuanganya tersebut kepada dunia lewat layar lebar. Kita tunggu saja kemunculannya di bulan Februari 2011. Salam inspirasi.

Informasi Buku
Judul : Surat Kecil Untuk Tuhan
Penerbit : Inandra Publisher
Penulis : Agnes Davonar
Kategori : True Story
Cetakan : ke-8
Tebal : x + 232 Halaman

After: Luc dan Aku


after.jpgOleh Francis Chalifour
Diterjemahkan dari judul asli After
Penerjemah Alexandra Karina
Gramedia, Jakarta, 2007
ISBN-10: 9792226141, ISBN-13: 9789792226140
181 halaman

Dengan cover bergambar dua anak memakai jas hujan berdiri di bawah guyuran hujan membelakangi pembaca, dan logo TeenLit di kiri bawah sudah menurunkan semangat saya untuk membeli buku tipis ini. No offence to TeenLit.
Seperti kata backcover-nya, buku ini diawali dengan kematian ayah si tokoh utama, seorang anak berusia 15 tahun bernama Francis yang tinggal di Kanada (Montreal). Kok sama ya dengan nama sang pengarang, apakah ini autobiografi? Kematian yang memalukan, karena ayahnya yang terkena depresi berat akibat kehilangan pekerjaan telah meninggalkan dunia, isteri, dan 2 puteranya dengan cara gantung diri di loteng. Sepanjang buku kemudian bercerita tentang bagaimana Francis terpuruk dalam kondisi depresi karena tidak bisa menerima kepergian ayahnya, karena merasa bahwa kematian ayahnya adalah karena dirinya, dan karena dirinya tidak pernah benar-benar menyadari betapa dirinya menyayangi ayahnya selama hidupnya (bukankah kita semua begitu? baru menyadari betapa kita kehilangan seseorang sampai dia pergi?). Tiba-tiba serasa seluruh dunia begitu tidak prihatin, seharusnya dunia ini berhenti kan? Kenapa semua orang bisa tertawa dan begitu tidak sensitif (seperti sahabatnya Houston yang secara tidak sengaja membuatnya semakin sedih karena terus-menerus bercerita tentang kegiatannya bersama ayahnya sendiri)?
Semua itu masih dibebani dengan ibunya yang terus-menerus bersedih dan duduk di depan perapian dengan rompi wol ayahnya di genggamannya. Ibunya bekerja lebih keras untuk menghidupi mereka. Francis terus-menerus didera ketakutan kalau-kalau ibunya mengikuti jejak ayahnya. Belum adiknya, Luc, yang masih berusia 5 tahun dan terlalu kecil untuk mengerti apa itu kematian, sehingga selalu berharap bahwa ayahnya akan pulang suatu hari. Banyak hal dalam kehidupan Francis dalam setahun sesudah kematian ayahnya, sebagian membuatnya semakin terpuruk, sampai kemudian dia bangkit kembali. Entah kenapa, menurutku cerita ini diakhiri dengan agak lemah. Bahkan adiknya, Luc, yang kelihatannya lebih kuat daripada Francis sendiri. Tetapi, what do you expect, ini kan teenlit.
Buku ini kabarnya dinominasikan untuk mendapat Governor General’s Literary Awards untuk kategori Children’s Lit, suatu penghargaan literer prestisius di Kanada, pada tahun 2005. Buku ini kalah dari The Crazy Man oleh Pamela Porter.
Kesimpulanku: aku tidak menyesal membeli buku ini :D

Totto-Chan: The Little Girl at the Window

From Wikipedia, the free encyclopedia

Totto Chan: The Little Girl at the Window  
Totto-chan.png
First Asian edition cover (English)
Author(s) Tetsuko Kuroyanagi
Original title Madogiwa no Totto-chan
Translator Dorothy Britton
Illustrator Chihiro Iwasaki
Cover artist Chihiro Iwasaki
Country Japan
Language Japanese
Genre(s) Children's literature Autobiographical novel
Publisher Kodansha Publishers Ltd.
Publication date 1981
Published in
English
1984
Media type Print (Paperback)
Pages 232 pp
ISBN 4770020678, 9784770020673
Totto-chan, the Little Girl at the Window is a children's book written by Japanese television personality and UNICEF Goodwill Ambassador Tetsuko Kuroyanagi. The book was published originally as 窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan) in 1981, and became an instant bestseller in Japan. The book is about the values of the unconventional education that Kuroyanagi received at Tomoe Gakuen, a Tokyo elementary school founded by educator Sosaku Kobayashi during World War II, and it is considered her childhood memoir.
The Japanese name of the book is an expression used to describe people who have failed.

Contents

Plot synopsis

The book begins with Totto-chan's mother coming to know of her daughter's expulsion from public school. Her mother realizes that what Totto-chan needs is a school where more freedom of expression is permitted. Thus, she takes Totto-chan to meet the headmaster of the new school, Mr. Kobayashi. From that moment a friendship is formed between master and pupil.
The book goes on to describe the times that Totto-chan has, the friends she makes, the lessons she learns, and the vibrant atmosphere that she imbibes. All of these are presented to the reader through the eyes of a child. Thus the reader sees how the normal world is transformed into a beautiful, exciting place full of joy and enthusiasm. The reader also sees in their role as adults, how Mr. Kobayashi introduces new activities to interest the pupils. One sees in Mr. Kobayashi a man who understands children and strives to develop their qualities of mind, body and heart. His concern for the physically handicapped and his emphasis on the equality of all children are remarkable. In the school, the children lead happy lives, unaware of the things going on in the world. World War 2 has started, yet in this school, no signs of it are seen. But one day, the school is bombed, and was never rebuilt, even though the headmaster claimed that he looked forward to building an even better school the next time round. It was never done and this ends Totto-chan's years as a pupil at Tomoe Gakuen.

Publication history

Totto-chan was originally published in Japan as a series of articles in Kodansha's Young Woman magazine appearing from February 1979 through December 1980. The articles were then collected into a book, which made Japanese publishing history by selling more than 5 million before the end of 1982, which made the book break all previous publishing records and become the bestselling book in Japanese history
An English edition, translated by Dorothy Britton, was published in America in 1984. The book has been translated into a number of languages, including Chinese, French, Italian, German, Korean, Malay, Tagalog, Vietnamese, Indonesian, Thai, Russian, Uyghur, Sinhala, and Lao, and many Indian languages including Telugu, Kannada, Assamese, Hindi, Gujarati, Marathi, kannada, and Malayalam.
A bilingual collection of stories from the book, entitled Best of Totto-chan: Totto Chan: The Little Girl at the Window, was published in 1996.

Related works

Kuroyanagi founded the Totto-chan Foundation, which professionally trains deaf actors to bring live theater to the deaf community.
In 1999, Kuroyanagi published her book Totto-Chan's Children: A Goodwill Journey to the Children of the World, about her travels around the world on her humanitarian mission as a UNICEF Goodwill Ambassador.
An orchestral interpretation of the work was written by Japanese composer Akihiro Komori, which was released as a record

Translate : 


Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Totto Chan: The Little Girl at the Window
Pertama Asia Edisi penutup (Bahasa Inggris)Author (s) Tetsuko KuroyanagiOriginal title ada Madogiwa Totto-chanPenerjemah Dorothy Britton, Chihiro Iwasaki ilustratorTutup Chihiro Iwasaki artisNegara JepangBahasa JepangGenre (s) Anak baru sastra otobiografiPenerbit Kodansha Ltd PenerbitPublikasi tanggal 1981
Bahasa Inggris 1984Jenis media Cetak (Paperback)Halaman 232 ppISBN 4770020678, 9784770020673
Totto-chan, Gadis Kecil di Jendela adalah buku anak-anak yang ditulis oleh kepribadian televisi Jepang dan UNICEF Tetsuko Kuroyanagi Duta. Buku ini diterbitkan awalnya sebagai 窓ぎわ の トット ちゃん (Madogiwa tidak ada Totto-chan) pada tahun 1981, dan menjadi buku terlaris di Jepang. Buku ini adalah tentang nilai-nilai dari pendidikan konvensional yang diterima di Tomoe Kuroyanagi Gakuen, sebuah sekolah dasar di Tokyo didirikan Sosaku Kobayashi oleh pendidik selama Perang Dunia II, dan dianggap memoar masa kecilnya.
Nama Jepang dari buku ini adalah ekspresi digunakan untuk menggambarkan orang yang telah gagal.Isi

    
* 1 Plot sinopsis
    
* 2 Publikasi sejarah
    
* 3 Related bekerja
    
* 4 Referensi
    
* 5 Buku Referensi
Plot sinopsis
Buku ini dimulai dengan ibu Totto-chan datang untuk mengetahui putrinya pengusiran dari sekolah umum. Ibunya menyadari bahwa apa Totto-chan kebutuhan adalah sebuah sekolah di mana lebih banyak kebebasan berekspresi diperbolehkan. Jadi, ia mengambil Totto-chan untuk memenuhi kepala sekolah baru, Mr Kobayashi. Sejak saat itu persahabatan terbentuk antara guru dan murid.
Buku ini melanjutkan dengan menggambarkan kali Totto-chan memiliki, teman-teman dia membuat, pelajaran dia belajar, dan suasana hidup yang ia imbibes. Semua ini disajikan untuk pembaca melalui mata seorang anak. Jadi pembaca melihat bagaimana dunia normal berubah menjadi tempat yang indah, menarik penuh sukacita dan antusiasme. Pembaca juga melihat dalam peran mereka sebagai orang dewasa, bagaimana Mr Kobayashi memperkenalkan kegiatan baru untuk kepentingan murid. Satu melihat dalam Mr Kobayashi seorang pria yang memahami anak-anak dan berusaha untuk mengembangkan kualitas mereka pikiran, tubuh dan jantung. Perhatian-Nya bagi penyandang cacat dan penekanan pada kesetaraan semua anak yang luar biasa. Di sekolah, anak-anak menjalani kehidupan yang bahagia, tidak menyadari hal-hal yang terjadi di dunia. Perang Dunia 2 telah dimulai, namun di sekolah ini, tidak ada tanda-tanda itu terlihat. Tapi satu hari, sekolah ini dibom, dan tidak pernah dibangun kembali, meskipun kepala sekolah menyatakan bahwa dia memandang ke depan untuk membangun sebuah sekolah yang lebih baik putaran waktu berikutnya. Hal itu pernah dilakukan dan ini berakhir tahun Totto-chan sebagai murid di Tomoe Gakuen.Publikasi sejarah

    
* 1981, Jepang, Kodansha Ltd Penerbit, ISBN 4-7700-1010-9, Pub tanggal 1981, Paperback
    
* 1984, Jepang, Kodansha International, ISBN 0-87011-537-5, Pub tanggal 1984, Paperback
Totto-chan awalnya diterbitkan di Jepang sebagai serangkaian artikel di majalah Wanita Muda Kodansha yang muncul dari Februari 1979 sampai Desember 1980. Artikel-artikel itu kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku, yang membuat sejarah penerbitan Jepang dengan menjual lebih dari 5 juta sebelum akhir 1982, yang membuat buku ini memecahkan semua rekor penerbitan sebelumnya dan menjadi buku terlaris dalam sejarah Jepang
Sebuah edisi bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Dorothy Britton, diterbitkan di Amerika pada tahun 1984.  Buku ini telah diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa, termasuk Korea Cina, Perancis, Italia, Jerman,, Melayu, Tagalog, Vietnam, Indonesia, Thailand , Rusia, Uighur, Sinhala, dan Lao, dan bahasa-bahasa India termasuk bahasa Telugu, Kannada, Assam, Hindi, Gujarat, Marati, Kannada, Malayalam dan.
Sebuah koleksi dwibahasa cerita dari buku ini, berjudul Best of Totto-chan: Totto Chan: The Little Girl di Window, diterbitkan pada tahun 1996.Terkait bekerja
Kuroyanagi mendirikan Yayasan Totto-chan, yang profesional melatih para aktor teater tuli untuk membawa hidup untuk komunitas tuna rungu.
Pada tahun 1999, bukunya diterbitkan Kuroyanagi Anak Totto-Chan: Perjalanan Muhibah kepada Anak-Anak Dunia, tentang perjalanannya mengelilingi dunia pada misi kemanusiaan sebagai Goodwill Ambassador UNICEF.Interpretasi orkestra pekerjaan ditulis oleh komposer Jepang Akihiro Komori, yang dirilis sebagai rekor

Jeremy Thatcher, Dragon Hatcher


From Wikipedia, the free encyclopedia

Jeremy Thatcher, Dragon Hatcher  
Thatcher pb.jpg
Author(s) Bruce Coville
Country United States
Language English
Series Magic Shop
Genre(s) Novel
Publisher Aladdin (1992), Harcourt (2007)
Publication date 1992
Media type Print (Hardcover & Paperback)
Pages 176
ISBN 9780152062521
OCLC Number 144228043
Preceded by The Monster's Ring


Jeremy Thatcher Dragon Hatcher is a novel by Bruce Coville and is part of the Magic Shop Books. It was first released in 1991 by Harcourt Brace Jovanovich/Jane Yolen Books, and later was reissued in paperback by Aladdin. Fifteen years later, it was rereleased in by Harcourt in an new edition.

Plot

While running away from bullies Freddy and Howard, Jeremy Thatcher wanders into a strange magic shop, where the owner is cranky old man by the name of Elives. Jeremy soon finds what he believes to be a giant marble. After examining it, Jeremy asks the old man how much it is; Elives tells Jeremy that he "doesn't really want" the egg. However, Jeremy persists, persuading the old man to let him hold the egg. When he does, it warms to his touch. Elives then lets him buy the egg for a quarter. He tells Jeremy, "You don't want it, but it wants you." He warns Jeremy to take good care of it.

Jeremy finds his way home and reads the instruction sheet Elives had given him, surprised to find information on hatching a dragon egg, and that he has been chosen to raise the hatchling until she is old enough to return to her world. He does not believe at first, but then he hatches the egg in the moonlight, while reciting the poem: "Full moon's light to wake the egg,/Full moon's light to hatch it;/Midsummer Night will crack the world,/But St. John's Day will patch it." He brings the dragon up to his room, and is astonished to find that the instruction sheet had changed to one for feeding and caring for a young dragon.
Though invisible to most people, Jeremy still struggles with raising her and keeping her a secret. But Mary Lou, somebody he hates can see the dragon. He goes to the library and talks to Miss Hyacinth Priest, who gives him some books on dragons, though he discovers nothing very useful. However, when he directly asks her for a book on caring for dragons, she hands him a strange book, amazingly written by Elives himself. On his way back home, he talks to Mary Lou Hutton, much against his will. However, he finds that she has read many of the books he has, they begin to form a friendship. He finds his dragon, and after feeding her chicken livers, Jeremy nicknames her Tiamat, as he is not allowed to know her true given name, and continues to develop better communicative skills with her.
His time at school is growing more and more miserable. Suddenly, after feeling a strong sense of fear and pain, he realizes it is coming from Tiamat, and rushes home to discover Tiamat had shed her skin, and that Grief, the golden retriever, had tried to pick her up with his mouth while she was on the floor. This provoked her to attack the dog, and hurt herself as well. Then, Mary walks in, and gasps - she can see the dragon, and Jeremy momentarily forgets the situation because he is intrigued. However, soon enough, he tells her to leave him alone, and Mary leaves in a huff.
At the Sunday dinner party with the Huttons, Jeremy and Mary glare at each other at first, but quickly grow friendly once more, using the same topic, books. Dinner soon turns into disaster, as Tiamat had escaped from her room, and along with the cats and Grief, wreaks havoc, ruining the dinner. Though nobody blames Jeremy (indeed, Dr. Thatcher was sitting on the floor, laughing), he feels a sense of guilt anyway.
The next day, at school, Tiamat comes, responding to Jeremy's feelings of sadness. As Mr. Kravitz talks about the art contest, Jeremy grows angrier and angrier, as Mr. Kravitz is giving out the details in a very insulting manner. Tiamat, once again responding to his feelings, gets 'revenge', and puts Mr. Kravitz's foot on fire. This prompts the angry man to ban the class from the contest, incurring more guilt in Jeremy.
As he is going home, he finally finds Fat Peter, being tortured by Fred. He rescues the cat, and Tiamat saves him when Fred tries to beat Jeremy up. Tiamat is slightly hurt in the process. When he goes home, he asks his father for some antiseptic salve, and takes some extra for Tiamat. Something strange happens here, as Dr. Thatcher looks in the exact place Tiamat was sitting, and mutters something about being overworked, while rubbing his eyes.
Jeremy finds that he has received a letter from Elives, stating that he must bring Tiamat back to the shop, with all her shed skin and baby teeth and egg shells, on Midsummer Night. His dad informs him that Midsummer Night is on June 23. However, the two have formed a strong bond and Jeremy is saddened when she must return to her world. He moves Tiamat over to a horse stall in his barn, and Mary Lou helps him by bringing in some milk everyday. He then goes to face Kravitz. After telling him that he did it, he is a little surprised when Mr. Kravitz does not believe him. He then blurts out, asking Mr. Kravitz if he hates Jeremy. This puts a pause to the man's talk, and slowly, Mr. Kravitz reveals that he does not hate Jeremy, but he is jealous - Jeremy is very talented at art, but has no discipline. Jeremy is very taken back by this, but understands it. He then repeats that he is responsible for the hotfoot, and Kravitz allows all of his class - besides him - to participate in the contest.
He is sad now, but Tiamat lifts his spirits - quite literally, as she introduces the concept of riding to him. He then goes for midnight flights with Tiamat, looking at his hometown from above, and watching her hunt. His doctor notes that he is suffering from general exhaustion, and orders earlier bedtime. Jeremy is happy for an excuse to sleep earlier, so can he have more energy from his midnight flights with Tiamat - though not too many of those are left, he sadly notes.
Soon, the 23rd arrives, and he goes back to the shop. To his surprise, he meets Miss Priest, who seems to be involved in the whole thing. She builds the dragon gate using the pieces jeremy bought, and when Jeremy tries to help , he accidentally shoves a sharp tooth into his palm. Miss Priest is unconcerned, and points out why - Jeremy's hand is fine, with one thin white line left on his palm. She then shows a similar line on her own palm. She then repeats the poem he had spoken to hatch the egg, albeit with one small but important change - she says 'All Hallow's Eve', instead of 'St. John's Day.' After an emotional goodbye, Tiamat goes through the gate to her world, and Jeremy leaves the shop through the side door.
Jeremy is now very disheartened at his loss, and shows it in his actions. He watches Specimen as he paints a store window, but reveals he no longer has any urge to draw, which raises concern from his parents. He avoids the library, but he soon receives note from Miss Priest stating that he may keep the book he took out, as it is part of her own private collection, and she wants to give it to him as a gift. He ponders the poem she had said during the Midsummer Ceremony, but doesn't understand it. On Halloween, his parents throw a large party, and Jeremy meets Miss Priest there, to his surprise. While he is resting in the barn, lost in sad thoughts, he views colors in his head, and soon hears Tiamat's voice. He then realizes that he is connected to her mind, and that he can see her world through her eyes and can talk to her telepathically. The next day, he takes out his pencils, and begins to draw.

Reception

Jeremy Thatcher, Dragon Hatcher has gained positive reviews. Kirkus Reviews wrote that it was "A funny, enjoyable, imaginative story whose serious undercurrents lend it unexpected depth." It also served as inspiration for Christopher Paolini's book, Eragon.

Translate : 

Bruce Coville
Negara Amerika Serikat
Bahasa Inggris 
Seri Sihir Toko 
Jenis (s) Novel
Penerbit Aladdin (1992), Harcourt (2007) 
Publikasi tanggal 1992 
Jenis media Cetak (Hardcover & Paperback) 
Halaman 176ISBN 9780152062521OCLC 
Nomor 144228043 
Didahului oleh Ring Rakasa


Jeremy Thatcher Hatcher Naga adalah sebuah novel oleh Bruce Coville dan merupakan bagian dari Buku Magic Shop. Ini pertama kali dirilis pada tahun 1991 oleh Harcourt Jovanovich / Jane Yolen Buku Brace, dan kemudian dikeluarkan kembali dalam paperback oleh Aladdin. Lima belas tahun kemudian, itu diluncurkan kembali oleh Harcourt di edisi baru. 

Alur
Sementara melarikan diri dari pengganggu Freddy dan Howard, Jeremy Thatcher mengembara ke sebuah toko sihir yang aneh, dimana pemiliknya adalah orang tua rewel dengan nama Elives. Jeremy segera menemukan apa yang ia percaya menjadi marmer raksasa. Setelah memeriksanya, Jeremy meminta orang tua berapa banyak itu; Elives Jeremy mengatakan bahwa ia "tidak benar-benar ingin" telur. Namun, Jeremy terus berlanjut, membujuk orang tua untuk membiarkan dia memegang telur. Ketika dia tidak, itu menghangatkan menyentuh-Nya. Elives kemudian memungkinkan dia membeli telur untuk seperempat. Dia mengatakan Jeremy, "Kau tidak ingin, tapi itu ingin Anda." Dia memperingatkan Jeremy untuk mengambil perawatan yang baik dari itu.

Jeremy menemukan jalan pulang dan membaca lembar instruksi Elives telah memberinya, terkejut menemukan informasi tentang penetasan telur naga, dan bahwa ia telah dipilih untuk meningkatkan anakan sampai dia cukup umur untuk kembali ke dunianya. Dia tidak percaya pada awalnya, tapi kemudian ia menetas telur di bawah sinar bulan, sambil membaca puisi: "cahaya bulan Full untuk membangunkan telur, / cahaya bulan Full menetas itu; / Midsummer Night akan retak dunia, / Tetapi St Hari John. akan patch itu. " Dia membawa naga sampai ke kamarnya, dan terkejut menemukan bahwa lembar instruksi telah berubah menjadi satu untuk makan dan merawat naga muda.
Meskipun tidak terlihat bagi kebanyakan orang, Jeremy masih berjuang dengan meningkatkan dan menjaga rahasia itu. Tapi Mary Lou, ia membenci seseorang bisa melihat naga. Dia pergi ke perpustakaan dan berbicara dengan Miss Hyacinth Imam, yang memberinya beberapa buku tentang naga, meskipun ia tidak menemukan sangat berguna. Namun, ketika ia langsung meminta dia untuk sebuah buku tentang merawat naga, dia tangan dia buku aneh, luar biasa ditulis oleh Elives sendiri. Pada perjalanan pulang, cara dia berbicara kepada Mary Lou Hutton, banyak bertentangan dengan keinginannya. Namun, ia menemukan bahwa ia telah membaca banyak buku yang dia miliki, mereka mulai membentuk persahabatan. Dia menemukan naganya, dan setelah makan hati ayam, Jeremy julukan Tiamat nya, karena dia tidak diperbolehkan untuk tahu nama yang sebenarnya diberikan, dan terus mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik dengan dia.
Waktu di sekolah adalah tumbuh lebih dan lebih sengsara. Tiba-tiba, setelah merasa kuat rasa takut dan rasa sakit, dia menyadari itu datang dari Tiamat, dan bergegas pulang untuk menemukan Tiamat telah menanggalkan kulitnya, dan bahwa Duka, retriever emas, telah berusaha untuk menjemputnya dengan mulutnya sementara ia berada di lantai. Ini memicu dia untuk menyerang anjing, dan melukai dirinya juga. Kemudian, Maria berjalan, dan terengah - dia bisa melihat naga, dan Jeremy sejenak melupakan situasi karena ia tertarik. Namun, segera cukup, ia mengatakan kepadanya untuk meninggalkan dia sendirian, dan Mary daun dengan gusar.
Pada pesta makan malam Minggu dengan Huttons, Jeremy dan silau Maria di satu sama lain pada awalnya, tapi cepat tumbuh bersahabat sekali lagi, menggunakan topik yang sama, buku-buku. Makan malam segera akan berubah menjadi bencana, sebagai Tiamat telah melarikan diri dari kamarnya, dan bersama dengan kucing dan Duka, membuat kekacauan, merusak makan malam. Meskipun tidak ada yang menyalahkan Jeremy (memang, Dr Thatcher sedang duduk di lantai, tertawa), ia merasa rasa bersalah pula.
Keesokan harinya, di sekolah, Tiamat datang, menanggapi perasaan Jeremy kesedihan. Sebagai pembicaraan Mr Kravitz tentang kontes seni, Jeremy tumbuh marah dan marah, saat Mr Kravitz adalah memberikan rincian dengan cara yang sangat menghina. Tiamat, sekali lagi menanggapi perasaannya, mendapat 'balas dendam', dan menempatkan kaki Mr Kravitz terbakar. Hal ini mendorong pria marah untuk melarang kelas dari kontes, menimbulkan rasa bersalah lebih Jeremy.
Saat dia pulang, dia akhirnya menemukan Lemak Petrus, disiksa oleh Fred. Dia menyelamatkan kucing, dan Tiamat menyelamatkan dia ketika Fred mencoba untuk mengalahkan Jeremy atas. Tiamat adalah sedikit terluka dalam proses. Ketika ia pulang, ia meminta ayahnya untuk beberapa salep antiseptik, dan mengambil beberapa ekstra untuk Tiamat. Sesuatu yang aneh terjadi di sini, seperti Dr Thatcher terlihat di tempat yang tepat Tiamat adalah duduk, dan menggumamkan sesuatu tentang menjadi bekerja terlalu keras, sementara menggosok matanya.
Jeremy menemukan bahwa ia telah menerima surat dari Elives, menyatakan bahwa ia harus membawa Tiamat kembali ke toko, dengan semua kulitnya gudang dan gigi bayi dan kulit telur, pada Midsummer Night. Ayahnya memberitahu dia bahwa Midsummer Night ini pada 23 Juni. Namun, dua telah membentuk sebuah ikatan yang kuat dan Jeremy sedih ketika ia harus kembali ke dunianya. Dia bergerak Tiamat ke kandang kuda di dalam lumbung-Nya, dan Mary Lou membantu dia dengan membawa susu sehari-hari. Dia kemudian pergi ke wajah Kravitz. Setelah mengatakan kepadanya bahwa ia melakukannya, ia sedikit terkejut ketika Mr Kravitz tidak percaya padanya. Dia kemudian blurts keluar, menanyakan apakah dia Mr Kravitz membenci Jeremy. Ini menempatkan jeda untuk berbicara pria itu, dan perlahan-lahan, Mr Kravitz menyatakan bahwa dia tidak membenci Jeremy, tetapi ia cemburu - Jeremy sangat berbakat pada seni, tetapi tidak disiplin. Jeremy sangat diambil kembali oleh ini, tapi memahaminya. Dia kemudian mengulangi bahwa ia bertanggung jawab untuk terburu, dan Kravitz memungkinkan semua kelasnya - selain dia - untuk berpartisipasi dalam kontes.
Dia sedih sekarang, tapi Tiamat mengangkat semangatnya - secara harfiah, saat ia memperkenalkan konsep naik kepadanya. Dia kemudian pergi untuk penerbangan tengah malam dengan Tiamat, melihat kampung halamannya dari atas, dan menonton berburu nya. Dokter-Nya mencatat bahwa ia menderita kelelahan umum, dan perintah sebelumnya tidur. Jeremy senang alasan untuk tidur lebih awal, sehingga dia bisa memiliki lebih banyak energi dari penerbangan tengah malam dengan Tiamat - meskipun tidak terlalu banyak dari mereka yang tersisa, ia sedih catatan.
Segera, tanggal 23 tiba, dan ia kembali ke toko. Yang mengejutkan, ia bertemu Nona Imam, yang tampaknya terlibat dalam seluruh hal. Dia membangun gerbang naga menggunakan potongan Jeremy membeli, dan ketika Jeremy mencoba untuk membantu, ia sengaja Sorong gigi yang tajam ke dalam telapak tangannya. Imam Miss peduli, dan menunjukkan mengapa - tangan Jeremy baik-baik saja, dengan satu garis putih tipis tersisa di telapak tangannya. Dia kemudian menunjukkan garis yang sama di telapak sendiri. Dia kemudian mengulangi puisi dia telah berbicara dengan menetas telur, meskipun dengan satu perubahan kecil tapi penting - dia bilang 'Hawa Semua Hallow itu', bukan 'St Yohanes Hari. " Setelah perpisahan emosional, Tiamat berjalan melalui pintu gerbang ke dunia, dan Jeremy meninggalkan toko melalui pintu samping.
Jeremy sekarang sangat kecewa pada kerugian, dan menunjukkan dalam tindakannya. Dia mengamati Spesimen saat ia melukis jendela toko, tapi mengungkapkan dia tidak lagi memiliki dorongan untuk menggambar, yang menimbulkan kekhawatiran dari orangtuanya. Dia menghindari perpustakaan, tetapi ia segera menerima surat dari Imam Nona menyatakan bahwa ia dapat menyimpan buku yang mengambil, karena merupakan bagian dari koleksi pribadinya, dan ia ingin memberikan hal itu kepadanya sebagai hadiah. Dia merenungkan puisi dia mengatakan selama Upacara Midsummer, tetapi tidak memahaminya. Pada hari Halloween, orang tuanya mengadakan pesta besar, dan Jeremy bertemu Imam Nona sana, terkejut. Sementara ia sedang beristirahat di lumbung, tenggelam dalam pikiran sedih, ia memandang warna di kepalanya, dan segera mendengar suara Tiamat itu. Dia kemudian menyadari bahwa dia terhubung ke pikirannya, dan bahwa dia bisa melihat dunianya melalui matanya dan dapat berbicara dengannya telepati. Hari berikutnya, dia mengambil pensil, dan mulai menggambar.


Penerimaan
Jeremy Thatcher, Dragon Hatcher telah mendapatkan review positif. Ulasan Kirkus menulis bahwa itu adalah "lucu menyenangkan, cerita imajinatif yang serius tersembunyi meminjamkan kedalaman yang tak terduga." Hal ini juga menjabat sebagai inspirasi untuk buku Christopher Paolini, Eragon.